WELCOME TO BLOG ELYSA ANDELANY

Minggu, 08 Januari 2012

Deplesi

D e p l e s i

Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi yang digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya.

Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari Beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.

Contoh 1 :

PT Andalan Tambang memperoleh hak penambangan sebesar Rp. 500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung didalamnya sebesar 1.000.000 ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :

Beban Deplesi Rp. 13.250.000.000,-
Akumulasi Deplesi Rp. 13.250.000.000,-

Keterangan:

Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil ditambang.

Contoh 2 :

Pada tanggal 5 Januari 20 A PT Perkasa membeli tanah yang mengandung bijih besi seharga Rp. 100 milyar. Estimasi nilai sisa tanah seharga Rp. 20 milyar. Hasil survey geologi pada saat pembelian terdapat 2 juta bijih besi yang dapat diambil. Pada tahun 20A dikeluarkan biaya untuk pembuatan jalan dan proses pengeluaran bijih besi sejumlah Rp. 750 juta. Pada tahun 20A, 50.000 ton telah ditambang. Survey baru dilakukan pada akhir tahun 20B dan diperkirakan ada 3 juta ton bijih besi yang terkandung didalam tambang. Pada tahun 20B, 125.000 ton bijih besi berhasil ditambang.

Hitunglah beban deplesi tahun 20A dan 20B

Jawab :

Beban Deplesi tahun 20A :
Harga sumber daya -nilai sisa Rp. 80.000.000.000,-
Perbaikan lahan jalan............Rp 750.000.000,-
Jumlah..................................Rp.80.750.000.000,-

Estimasi bijih besi dalam ton = 2.000.000 ton

Biaya deplesi per ton Rp. 40.375,-

Beban Deplesi Tahun 20A =

* 50.000 ton x Rp. 40.375 = Rp. 2.018.750.000,-


Beban Deplesi tahun 20B :

Harga sumber daya (neto) Rp. 80.750.000.000,-

Beban Deplesi tahun 20A... Rp. 2.018.750.000,-

Sisa pada awal tahun 20A...Rp. 78.731.250.000,-

Sisa bijih besi setelah survey ( ton) = 3.125.000 ton

( 3.000.000 + 125.000)

Biaya Deplesi per ton Rp. 25.194,-

Biaya deplesi tahun 20B =

  • 125.000 ton x Rp. 25.194,- = Rp. 3.149.250.000,-



Pelepasan aktiva tetap

Pelepasan Aktiva Tetap

Pelepasan Aktiva merupakan kegiatan pengurangan jumlah aktiva yng dilakukan perusahaan karena berbagai alasan. Pertimbangan efisiensi telah menjadi acuan penting dalam memutuskan kebijakan aktiva.

Pelepasan Aktiva dibedakan dalam tiga macam kategori.

1. Pengapkiran Aktiva :

Aktiva yang diapkir berarti sudah diakhiri masa tugasnya dan nilai bukunya kalau masih ada dinyatakan dihapus.

Contoh :

Peralatan berharga Rp.24.000.000 telah disusutkan secara penuh berdasarkan dengan umur manfaat pada tanggal 31 Desember 2007. Pada tanggal 10 Februari 2008, peralatan tersebut dinyatakan diapkirkan.

Jurnal tanggal 10 Februari 2008 :

Akumulasi Penyusutan Rp. 24.000.000
Peralatan Rp. 24.000.000

Apabila aktiva akan diapkirkan belum disusutkan secara penuh maka dihitung besarnya penyusutan menjelang diapkirkan :

Katakanlah pada contoh diatas peralatan tersebut disusutkan dengan tariff garis lurus 12,5% sehingga besarnya akumulasi penyusutan yang terkumpul adalah Rp. 21.000.000 pada tanggal 31 Desember 2007. Diapkirkan pada 29 Maret 2008.

Jurnal tanggal 29 Maret 2008 :

Beban Penyusutan-Peralatan Rp.750.000

Akumulasi Penyusutan-Peralatan Rp. 750.000


Jurnal saat pengapkiran aktiva:

Akumulasi Penyusutan-Peralatan Rp. 21.750.000

Kerugian Pelepasan Aktiva Rp. 2.250.000

Peralatan Rp.24.000.000

2. Penjualan Aktiva :

Mesin yang dibeli awal tahun 2000 seharga Rp. 36.000.000 disusutkan dengan menggunakan tariff garis lurus 10%, dijual tunai pada tanggal 27 Mei 2008 seharga nilai bukunya .

Jurnal 27 Mei 2008 :

Beban Penyusutan-Mesin Rp 1.500.000

Akumulasi Penyusutan-Mesin Rp. 1.500.000

Jurnal saat penjualan aktiva:

Kas Rp. 5.700.000

.Akumulasi Penyusutan Rp. 30.300.000

Mesin Rp. 36.000.000

Dijual Rp. 3.000.000 dibawah nilai buku maka timbul kerugian.


Jurnal tanggal 27 Mei 2008 :

Kas Rp. 3.000.000

Akumulasi Penyusutan-Mesin Rp 30.300..000.

Kerugian Pelepasan Aktiva-Mesin Rp. 700.000

Mesin Rp. 36.000.000,-



3. Pertukaran Aktiva Sejenis

Yang dinamakan dengan pertukaran aktiva sejenis adalah sesama aktiva yang mempunyai karateristik dan kegunaaan yang sama dipertukarkan dengan cara-cara menguntungkan dan kedua belah pihak bukan sama-sama pedagang.

Keuntungan dari pertukaran

Untuk tujuan pelaporan keuangan maka keuntungan yang diperoleh dari pertukaran aktiva tidak diakui karena tujuan pokok dari kepemilikan aktiva tetap adalah mendapatkan manfaatnya bukan hendak dijual untuk mendapatkan laba/gain.


Harga perolehan aktiva baru = kas yang dibayar + nilai buku aktiva lama


Sabtu, 07 Januari 2012

Harapan terhadap koperasi diindonesia

Membincangkan masalah pendidikan di Indonesia memang sangat complicated. Bak benang kusut, butuh kesabaran dan kejelian untuk kembali meluruskannya. Dari hal kualitas, fasilitas, akses sampai bentuk komersialisasi pendidikan menjadi menu utama yang disajikan dalam daftar rincian masalah. Pendidikan telah menjelma menjadi komoditas, diperjualbelikan yang terpampang di etalase ekslusif ‘mall pendidikan’ bernama sekolah ataupun perguruan tinggi.

Pendidikan sebagai salah satu layanan publik mendapat perhatian yang sama. Seperti yang diketahui, ada dua elemen utama penyedia pelayanan pendidikan (education providers) di Indonesia, yaitu negara (pemerintah) dan privat (swasta). Kedua elemen tersebut wajib tunduk kepada amanat kontitusi, namun begitulah antara idealita dan realita seringkali menemui kontradiksi. Pendidikan tidak lagi diposisikan sebagai hak, tapi lebih menjadi bisnis semata. Sekolah berlabel negeri, maupun sekolah swasta bahkan hingga tingkat perguruan tinggi menawarkan menu kualitas pendidikan disertakan pada biaya pendidikan.
Berbagai macam permasalahan pendidikan terus bertumpuk, semakin hari semakin membesar dan menjadi sulit untuk diselesaikan.
Maka dari itulah  harapan saya terhadap koperasi diindonesia ialah harus banyak bebenah dan memperbaiki untuk masalah pendidikan dengan mengembangkan koperasi pendidikan menjadi alternatif ditengah kejumudan pendidikan di Indonesia. Koperasi bersifat sukarela dan terbuka (voluntary and open membership) jadi semua pihak bisa ikut tergabung menjadi anggota. Dalam koperasi pendidikan tersebut rakyat baik murid, mahasiswa, alumni, orang tua murid, pegawai, guru, dosen ataupun rektor adalah pemilik bersama institusi pendidikan. Mereka menciptakan sinergi dinamis dalam menghasilkan karya-karya pendidikan sesuai dengan yang diperlukan oleh anggota. Semua tindakan koperasi adalah hasil bersama, tidak ada kata karena saya, kamu, atau dia tapi kita.
Dengan gagasan koperasi pendidikan diharapkan dapat membuka lebar pemecahan masalah kebutuhan ekonomi para tenaga pendidiknya.

Dengan koperasi pendidikan, muncul harapan nantinya siswa juga akan turut serta dalam menciptakan suasana yang kondusif serta partipasi metode pendidikan yang sesuai dengan harapan para siswa yang tentunya bersifat membebaskan untuk mengembangkan nalar, berkarya, dan berimajinasi. Karena ini koperasi dan diwacanakan menjadi pendidikan alternatif, selama keputusan yang hadir merupakan kehendak dari para anggota, tidak masalah jika harus out of the box sistem pendidikan versi pemerintah hari ini, bahkan koperasi pendidikan hadir agar bisa keluar dari kerangkeng besi sistem pendidikan yang telah usang. 

Harapan lainnya ialah Semoga koperasi pendidikan bisa menjadi sebuah alternatif di tengah kondisi arus dan belenggu neoliberal yang mencengkram bumi pertiwi, sehingga negara tidak lagi berkeinginan untuk mencerdaskan rakyatnya. Namun sesuai dengan pekemnya, koperasi adalah gerakan sekumpulan orang (bukan kumpulan modal) jadi yang diperlukan adalah komitmen dari para cooperators untuk bekerjasama, aktif dan menjaga semangat juang.

Sumber :

http://www.dodifaedlulloh.com/2011/05/oleh-dodi-faedlulloh-avant-propos.html