Perlindungan konsumen adalah
perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan
terpenuhinya hak konsumen. Sebagai
contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda
pemberitahuan kepada konsumen.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang
lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Hak dan
kewajiban konsumen :
- Hak konsumen
- Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
- Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa, sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
- Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
- Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
- Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan konsumen dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
- Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
- Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif berdasarkan suku, agama, budaya, daerah, pendidikan, kaya, miskin, dan status sosial lainnya.
- Hak untuk mendapatkan kompensasi , ganti rugi dan/atau pengganti apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak seseuai dengan perjanjian atau tidak sebagai mana mestinya.
- Hak-hak yang diatur dalam ketntuan peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Kewajiban konsumen
Membaca, mengikuti petunjuk informasi, dan prosedur pamakaian, atau
pemanfaatan barang da/atau jasa demi keamanan dan keselamatan.
- Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa
- Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
- Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan knsumen secara patut.
Hak pelaku usaha adalah Menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan, mendapat prlindungan hukum dari tindakan konsumen , melakukan pembelaandiri dalam penyelesaian hukum sengketa dengan konsumen , rehabilitasi nama baik jika terbuti secarahukum tidak merugikan konsumen, hak-hak yang diatur dalam peundang-undangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha adalah Beritikat baik, melakukan informasi
yang benar, jujur, dan jelas, memperlakukan konsumen
denngsn benar dan jujur serta tidak diskriminatif , menjamin mutu barang
dan/atau jasa yang di produksi atau di perdagangkan , memberi kesempatan
konsumen untuk mencoba barang dan/atau jasa , memberi kompensasi
atas barang dan/atau jasa yang di perdagangka , dan memberi kompensasi
atas barang dan/atau jasa yang tidak sesuai
Perbuatan
yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
Dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
mengatur perbuatan hukum yang dilarang bagi pelaku usaha adalah dalam memproduksi/memperdagangkan,
larangan dalam menawarkan/mempromosikan /mengiklankan, larangan dalam penjualan
ssecara obral/lelang, dan larangan dalam ketentuanperilkanan.
Tanggung
Jawab Pelaku Usaha
Dalam Pasal 19 mengatur tanggung jawab kesalahan pelaku usaha terhadap
produk yang dihasilkan atau diperdgangkan dengan memberi ganti kerugian atas
kerusakan, pencemaran, kerusakan, kerugian konsumen.
Bentuk kerugian konsumen dengan ganti rugi dengn pengembalian uang,
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya,
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Sanksi
Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi administratif, dan sanksi pidana
pokok, serta tambahan berupa perampasan barang tertentu, pengumuman keputusan
hakim , dll.
Hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen merupakan dua
bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasannya. Az Nasution
berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum
konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan juga
mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Sedangkan hukum konsumen
diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan dan masalah antara berbagai pihak atau satu sama lain berkaitan dengan
barang dan/atau jasa di dalam pergaulan hidup.
Undang-undang Perlindungan Konsumen ini pun memiliki segi positif dan negatif yaitu:
Segi positif adalah:
1. Dengan adanya Undang-Undang ini maka hubungan hukum dan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumen dan penyedia barang dan/atau jasa dapat ditanggulangi.
2. Kedudukan konsumen dan penyedia barang dan/atau jasa adalah sama dihadapan hukum.
Segi negatif dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah
1. Pengertian dan istilah yang digunakan di dalam peraturan perundang- undangan yang ada tidak selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perlindungan konsumen.
2. Kedudukan hukum antara konsumen dan penyedia produk (pengusaha) jadi tidak berarti apa-apa, karena posisi konsumen tidak seimbang, lemah dalam pendidikan, ekonomis dan daya tawar, dibandingkan dengan pengusaha penyedia produk konsumen.
3. Prosedur dan biaya pencarian keadilannya, belum mudah, cepat dan biayanya murah sebagaimana dikehendaki perundang-undangan yang berlaku.
Sumber :